top of page

Membahas Istilah-istilah Public Relations yang Muncul pada Film "Rumput Tetangga"

  • Writer: Farrel Fauzan Arvian
    Farrel Fauzan Arvian
  • Jun 11, 2022
  • 6 min read

Rumput Tetangga adalah sebuah film drama komedi lokal Indonesia yang diproduksi oleh Ra Pictures pada tahun 2019. Bercerita tentang kehidupan membosankan Kirana (Titi Kamal) sebagai Ibu Rumah Tangga. Ia memiliki seorang suami bernama Ben (Raffi Ahmad) dan dua anak yaitu Rega (Daffa Deddy) dan Windy (Aqilla Herby). Dulu, Kirana adalah seorang perempuan yang cemerlang, namun setelah menjadi Ibu Rumah Tangga, dirinya kewalahan dan mengalami krisis kepercayaan diri.


Semuanya berubah saat reuni SMA, di mana dirinya mendatangi stand peramal bernama Madam Menyan. Setelah itu, impian Kirana terwujud, ia menjadi seorang CEO dari PR Consultant ternama di Indonesia, single, dan sukses. Namun, dalam perjalanannya, kehidupan tidak selalu semulus apa yang Kirana harapkan. Pada akhirnya, ia memilih untuk kembali menjadi Ibu Rumah Tangga yang baik untuk keluarganya.


Film ini sejatinya berbicara mengenai rasa syukur seseorang tentang kehidupan yang sedang dijalankan. Membawakan tema "what If…" yang kental, memberikan kita pencerahan bahwa satu pilihan yang kita ambil hari ini, akan berdampak pada kehidupan kita di masa depan. Dibintangi oleh beberapa artis papan atas ternama seperti Donita, Gading Marten, Tora Sudiro, dan Asri Welas, salah satu poin yang menonjol dalam film ini adalah berkarir sebagai seorang PR Consultant.


Berbicara tentang pilihan karir sebagai PR Consultant, sudah pasti lekat dengan jurusan penulis yang sekarang menjadi mahasiswa Hubungan Masyarakat di Universitas Padjadjaran. Menurut penulis, film ini adalah salah satu karya lokal yang bisa dibahas dari perspektif Kehumasan, apalagi karena Kirana dalam film tersebut sempat menjadi seorang PR Consultant. Nah, pada saat penulis menonton film tersebut, ada beberapa istilah Kehumasan yang menarik untuk kita bahas, mulai dari definisi pekerjaan PR Consultant tersebut, hingga beberapa taktik yang lekat dengan PR seperti Press Conference dan Campaign. Yuk cek arti istilahnya di bawah!


1. Campaign

Istilah Campaign ini muncul ketika Kirana pertama kali mendatangi kantor PR Consultant-nya, pasca kehidupannya diubah oleh Madam Menyan. Pada saat itu, Kirana diundang untuk meeting bersama tim kantornya untuk membahas Campaign salah satu kliennya.


Secara umum, Kampanye Humas atau yang biasa disebut sebagai PR Campaign adalah serangkaian program atau aktivitas yang dibuat oleh tim PR, baik di dalam perusahaan atau dari eksternal perusahaan yang bertujuan untuk mengubah pandangan, opini, hingga tingkah laku publiknya. Biasanya, PR Campaign akan membawa sebuah pesan penting yang ingin diberikan kepada publik, tentu dengan tujuan akhir beragam, mulai dari peningkatan visibilitas di media massa, peningkatan penjualan produk, hingga sampai peningkatan citra dan reputasi perusahaan.


2. Lunch Meeting

Setelah melalui meeting pertamanya di kantor, Kirana harus berhadapan dengan beragam aktivitas yang padat di kalendernya, salah satunya tentu saja adalah lunch meeting bersama klien yang pada saat itu merupakan calon gubernur di Indonesia, diperankan oleh Tora Sudiro. Pada saat lunch meeting ini, Kirana menyampaikan perencanaan komunikasi yang sudah dibuat kepada klien untuk kemudian disetujui dan dijalankan.



Nah, lunch meeting juga merupakan salah satu kegiatan bisnis yang biasanya terjadi tidak cuma di ranah PR, namun juga di banyak perusahaan yang fokus di bidang jasa dan kemitraan. Pada dasarnya, lunch meeting berarti 'makan siang sambil rapat', di mana kita sebagai perwakilan PR Consultant menemui klien pada jam makan siang untuk membahas tentang pekerjaan, tentunya diselingi dengan makan siang atau konsumsi makanan-minuman lain. Oiya, beberapa lunch meeting bahkan dilakukan di restoran bintang lima lho! Semua kembali lagi kepada keinginan dan kebutuhan kliennya.


3. Press Conference

Beberapa hari setelah Kirana datang pertama kali ke kantornya, salah satu agenda yang harus ia lakukan adalah menyiapkan konferensi pers atau press conference untuk salah satu klien artinya yang terkena skandal perselingkuhan dengan suami artis lain. Karena isu ini menjadi topik panas di media, maka Kirana dan timnya harus mengadakan konferensi pers dengan segera untuk melakukan klarifikasi masalah yang ada.


Aktivitas konferensi pers atau press conference adalah salah satu kegiatan yang sangat lekat kaitannya dengan dunia Kehumasan. Inti dari aktivitas ini adalah mengundang rekan-rekan perwakilan media untuk menghadiri sebuah sesi Pemaparan materi, diskusi, dan tanya jawab mengenai sebuah isu atau topik yang diangkat. Biasanya, hal-hal yang diangkat dalam sebuah konferensi pers berkaitan dengan peresmian sesuatu, menginformasikan sebuah hal yang sangat penting, serta memberikan klarifikasi secara langsung kepada media mengenai sebuah masalah komunikasi yang terjadi di perusahaan.


4. Wartawan

Pada saat konferensi pers tersebut dilakukan, Kirana dan timnya menyebut beberapa kali istilah "wartawan" yang akan meliput kegiatan konferensi pers dalam rangka klarifikasi tersebut. Nah, kalau istilah ini mungkin pembaca juga sudah familiar ya dan mungkin nggak perlu dijelaskan terlalu dalam.


Intinya adalah, wartawan merupakan perwakilan dari media, baik digital maupun konvensional yang bertugas untuk meliput sebuah fenomena, masalah, atau isu yang terjadi di sebuah tempat. Pada saat konferensi pers, biasanya wartawan yang diundang akan menerima informasi dari narasumber yang ada, lewat pemaparan materi, pidato, hingga pembagian press kit yang berisikan rilisan pers. Setelahnya, wartawan akan memberikan pertanyaan kepada narasumber yang jawabannya juga akan dimuat di media yang mereka wakili.


5. Fundraising Dinner

Kirana turut diminta untuk menghadiri fundraising dinner yang dibuat oleh Tamtama (Tora Sudiro) sebagai bentuk publisitasnya kepada masyarakat luas. Pada saat fundraising dinner tersebut, Tamtama juga ingin mengingatkan masyarakat mengenai pencalonan dirinya sebagai gubernur.


Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk aktivitas PR yang sudah lama ada di masyarakat. Secara umum, fundraising dinner adalah acara amal yang disertai makan malam, dan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti artis dan pejabat di suatu daerah. Pada saat kegiatan tersebut, pihak yang mengelola acara akan membuka penggalangan amal untuk target yang spesifik, tentunya diliput oleh media, dengan harapan memberikan citra yang positif kepada orang yang mengadakannya.


6. Image

Selama film ini berjalan, penulis memperhatikan bahwa tim PR yang bekerja bersama Kirana juga sering mentioning istilah "Image" atau yang dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai citra. Citra ini sering menjadi alasan klien-klien Kirana untuk memakai jasanya sebagai seorang PR Consultant di Indonesia.


Mudahnya, citra atau "image" adalah sebuah hasil yang didapatkan dari aktivitas PR yang dilakukan oleh suatu pihak, baik perusahaan, pemerintahan, hingga perorangan. Citra bisa diibaratkan sebagai pandangan seseorang atau sekelompok masyarakat mengenai suatu pihak, apakah baik atau buruk dimata mereka. Citra adalah salah satu obyektif yang paling sering disasar oleh fungsi PR internal dan eksternal sebuah pihak, dan ini nantinya akan berhubungan dengan opini, pendapat, serta tingkah laku masyarakat yang berpengaruh terhadap reputasi perusahaan.


7. Rumor

Rumor juga jadi salah satu istilah di film "Rumput Tetangga" yang beberapa kali disebutkan oleh para pemainnya. Salah satu adegan yang berisikan rumor pada film ini adalah rumor tentang perselingkuhan artis yang menjadi klien dari Kirana. Akhirnya, klien tersebut membenarkan rumor yang terjadi lewat kegiatan press conference yang diadakan.


Jadi, rumor itu bisa dibilang mirip dengan Isu. Isu sendiri adalah sebuah istilah yang merujuk kepada berita yang kepastiannya belum bisa dibenarkan seratus persen, sehingga masih simpang siur dan membutuhkan validasi dari wartawan atau media yang meliputnya. Pada film "Rumput Tetangga" dijelaskan juga untuk memverifikasi, membenarkan, dan memvalidasi sebuah rumor dapat dilakukan dengan mengadakan sebuah kegiatan tatap langsung dengan wartawan lewat press conference.


8. Public Figure

Ketika film ini berjalan, tim PR yang dikepalai oleh Kirana menyebutkan kalau beberapa klien mereka merupakan seorang public figure terkenal di negaranya, mulai dari artis papan atas hingga Tamtama, calon gubernur yang mengadakan kerjasama dengan Kirana versi businesswoman untuk meliput segala kegiatan Tamtama yang romantis dengan Kirana untuk membangun image Tamtama yang baik.



Istilah public figure atau figur masyarakat merupakan seorang tokoh yang memiliki peran penting pada masyarakat dan seringkali suaranya didengarkan oleh masyarakat. Mungkin istilah ini sering lekat kaitannya dengan influencer atau key opinion leader walaupun untuk jadi influencer atau key opinion leader cakupannya lebih luas dan tidak sesempit public figure yang biasanya dikenal banyak masyarakat seperti artis, pejabat pemerintahan, dan tokoh masyarakat.


9. PR Consultant

Terakhir, ada istilah PR Consultant. Istilah ini seringkali disebut pada film "Rumput Tetangga", karena Kirana mengubah hidupnya dari Ibu Rumah Tangga menjadi wanita karier yang sukses, yaitu sebagai PR Consultant. Terus, apa sebenarnya PR Consultant itu?


PR Consultant adalah sebuah role dalam dunia bisnis yang berhubungan dengan fungsi Kehumasan atau Public Relations. Berbeda dengan Humas internal pada sebuah perusahaan, PR Consultant atau Konsultan PR bertugas untuk menguraikan seluruh perencanaan komunikasi klien yang dipegangnya, sehingga bisa disebut tugasnya lebih mendalam dan terfokus. Misalnya dalam sebuah satu tahun, Humas internal perusahaan (In-house PR) akan membuat beberapa strategi besar dan rencana kerja Kehumasan, kemudian PR Consultant akan membantu menguraikan, membuat detail, meriset, dan merencanakan dengan komprehensif setiap perencanaan Kehumasannya. Kemudian, perencanaan ini akan dibawa pada tim PR eksternal yang berfungsi sebagai ahensi, menggerakan fungsi komunikasinya agar tetap berjalan dengan pekerjaan yang pada dasarnya tidak sedikit.


Untuk menjadi PR Consultant yang mumpuni, tentunya kamu akan membutuhkan berbagai skill-skill Kehumasan yang dapat dipupuk dari sejak dini. Satu hal yang pasti, menjadi PR Consultant berarti kamu akan terus belajar untuk terus berkembang dan selalu update dengan situasi dan kondisi di sekitar. Untuk kamu yang tertarik jadi PR Consultant, penulis menyarankan untuk mempelajari beberapa keahlian seperti riset, penulisan Kehumasan, dan public speaking. Selain itu guna menambah wawasan kamu, bisa juga dengan belajar graphic & video editing serta negosiasi yang baik ya.

 

Itulah beberapa istilah Kehumasan yang bisa kamu perhatikan pada film "Rumput Tetangga". Semoga informasi ini bermanfaat untuk pembaca sekalian, terutama untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi yang baru menjajaki dirinya pada dunia Kehumasan. Sampai jumpa dan terima kasih!

Comments


  • Facebook
  • LinkedIn
  • Instagram

2021 © Farrel Fauzan Arvian. All right reserved.

bottom of page